Karakter :
1.Radjiman wedyo diningrat :
2.Moh yamin :
3.Soepomo :
4.Soekarno :
5.Moh,hatta :
6.Sultan syahrir :
7.Chaerul saleh :
8.Darwis :
9.Sayuti :
1 Maret 1945
Kumakichi
Harada : Pada hari ini 1 Maret 1945, resmi dibentuk BPUPKI atau Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia resmi dibentuk dengan
tujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia.
29 April 1945, setelah BUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 Kumakichi
Harada menentapkan Ketua BPUPKI yaitu dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat.
Sedangkan yang duduk sebagai ketua Muda adalah Ichibangase dan R.P Suroso. Dan
sekertaris adalah Mr. A.G. Pringgodigdo. Dengan anggota sebanyak 60 orang.
29 Mei 1945 BPUPKI mengadakan sidang pertamanya yang membahas tentang dasar
negara bagi Indonesia.
Radjiman
Wediodiningrat : Bagaimana pandangan anda terhadap
dasar negara bagi Indonesia?
Moh. Yamin : (ngacung)
Moh. Yamin : (ngacung)
Radjiman
Wediodiningrat : Silahkan Moh.
Yamin untuk menyampaikan pandangan anda tentang dasar negara
Moh.
Yamin
: Pandangan saya tentang dasar negara adalah 1) Peri Kebangsaan 2) Peri
Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Peri Kesejahteraan Rakyat.
31 Mei 1945 BPUPKI melanjutkan sidang yang pertama
Radjiman
Wedyodiningrat : Hari ini kita melanjutkan sidang yang
pertama. Setelah pendapat dari Moh. Yamin. Mungkin ada yang mau menyampaikan
pandangan lain?
Soepomo
: Saya
Radjiman
Wedyodiningrat : Ya, silakan Mr. Soempomo
Soepomo :
Menurut saya 1) Persatuan 2) Kekeluargaan 3) Keseimbangan Lahir dan Batin 4)
Musyawarah 5) Keadilan rakyat.
1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan rapat lagi melanjutkan sidang pertama
Radjiman
Wediodiningrat : Setelah usulan dari Moh. Yamin dan
Mr. Soepomo. Pak Soekarno , mungkin anda memiliki pandangan sendiri tentang
dasar negara untuk Indonesia?
Soekarno
: Menurut pendangan saya dasar negara indonesia adalah 1)Kebangsaan Indonesia
2)Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi 4)
Kesejahteraan Sosial 5) Ketuhanan yang Maha Esa. Dan saya menamainya Pancasila
Setelah sidang perama, ada masa reses hingga 10 Juli 1945. Selanjutnya
diadakan sidang tidak resmi membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang dasar
1945. Selanjutnya dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang.
Diketuai oleh yaitu Soekarno, dan wakilnya Drs. Moh. Hatta.
22 Juni 1945. Panitia sembilan bersidang
Moh Yamin : Bagaimana jika rumusan
dasar negara yang sudah di setujui yaitu : 1) Ketuhanan dengan kewajuban
menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemelukanya 2) dinamai dengan Piagam
Jakarta?
Anggota
: (Setuju)
Soekarno
: Saya juga setuju```````````````````
Moh. Hatta
: Tetapi saya tidak setuju dengan Piagam Jakarta sila
Pertama
Moh.
Yamin : Mengapa?
Moh
Hatta : Menurut saya Piagam Jakarta sila
pertama perlu diubah karena Indonesia bukan negara Islam.
Setelah melalui beberapa kompromi, akhirnya Ir. Soekarno memutuskan
Soekarno
: baiklah. Setelah melalui proses
yang panjang, sila pertama yang awalnya Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluknya diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.
Sidang ke2 BPUPKI membahas Rancangan UUD dan BPUPKI mempentuk panitia kecil
bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno
Pada 14 Juli 1945
Soekarno
: Saya ingin menyampaikan hasil kerja keras Panitia Kecil yaitu : 1) Pernyataan
Indonesia merdeka 2) Pembukaan Undang-undang Dasar 3) Batang Tubuh
Undang-undang dasar. Dan dalam batang tubuh juga disepakati wilayah negara,
bentuk negara : Kesatuan, Pemerintahan : Republik. Bendera Nasional : Merah
Putih, dan bahasa Nasional : Bahasa Indonesia.
Berita Kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Sultan Syahrir
mendengar berita kekalahan Jepang melalui Radio Domei.
Sutan Syahrir : Apakah kalian sudah mendengar
berita kekalahan Jepang ?
Sukarni
: Belum. Memang kenapa?
Sultan Syahrir
: Dari yang kudengar di radio Domei, Jepang telah melakukan genjatan senjata.
Chairul
Saleh : Kalau begitu kita harus segera memprolamasikan kemerdekaan.
Rengasdengklok
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Chairul Shaleh segera
merencanakan pertemuan dengan anggota golongan muda untuk membicarakan masalah
proklamasi kemerdekaan. Setelah mengadakan Pertemuan mereka pergi ke rumah
Soekarno untuk mendesak kepada Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan
pada 16 Agustus 1945.
Wikana
: Kita harus memproklamirkan
kemerdekaan sekarang!
Soekarno :
Inilah leherku saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa
melepaskan tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu saya tanyakan
kepada wakil-wakil PPKI besok.
Para pemuda tidak putus asa atas kegagalan tersebut
mereka menyusun strategi untuk membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Tanggal 16 Agustus 1945 pukul
04.00 WIB, kediaman Soekarno membawa mereka ke Rengasdengklok untuk diasingkan.
Chairul Saleh : Assalamualaikum
Moh Hatta :
Waalaikumsalam. Ada apa datang sepagi ini?
Darwis
: Kami
bermaksud membawa anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat pengasingan.
Chairul Saleh : Kami akan membawa kalian
untuk diasingkan agar terhindar dari
Ancama bentrok antar rakyat dan jepang.
Soekarno
: Baiklah kami akan ikut.
Darwis
: Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak anda ikut serta. Untuk menjamit keselamatan
mereka.
Soekarno
: Baiklah, saya akan mengajak mereka.
Perundingan Soekarno di Rengasdengklok.
Soekarno
: Kenapa
saya dibawa kesini?
Darwis
: Kami ingin
membicarakan masalah proklamasi
Hatta
: Kami masih
menunggu sidang di PPKI
Shodanco Singgih
: Ini kesempata anda, sekarang Indonesia dalam vaccum of power
Hatta
: Apakah
bisa?
Shodanco
Singgih : Tentu bisa. Para pemuda di Jakarta
telah membentuk pertahanan untuk mencegah kedatangan sekutu.
Soekarno
: Baiklah saya setuju
Perumusan Text Proklamasi
Rombongan Soekarno pergi ke Rumah Takashi Maeda Jalan
Imam Bonjol No.1, Jakarta. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah makan
Maeda. Acara perumusan dan hasil rumusan Soekarno dan Mohammad Hatta ditulis
dan dibacakan pada para hadirin di Rumah Takashi Maeda.
Soekarno
: Siapa yang menandatangani teks proklamasi? Ada yang punya pendapat?
Chairul Saleh : Bagaimana jika kau saja?
Soekarno :
Bagaimana jika Atas Nama Bangsa Indonesia.
Para Hadirin : (setuju)
Chairul
: Ditandantangani oleh anda dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Setelah semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti
Melik untuk mengetik teks Proklamasi
Soekarno : Tolong
kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti
: Baik, Bung.
Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua
persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang
ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda
mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba.
Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan
beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan
adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling
berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai
di kediaman mereka dan berbincang sejenak.
Soekarno
:
Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar.
Ibu Fatmawati
: Iya,
terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Oh Iya pak, apakah kalian sudah merencanakan
bagaimana proklamasi besok akan berlangsung?
Soekarno
: Sudah,
kita akan melaksanakan upaca bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia
Raya karya Supratman.
Ibu Fatmawati : Bukankah kita belum punya
bendera?
Soekarno
: Ya ampun,
Bapak sampai lupa Bu. Kalau begitu bagaimana jika ibu saja yang menjahitkan
bendera?
Ibu Fatmawati
: Tapi Ibu
tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak
apa-apa?
Soekarno
: Tidak papa. Buatlah bendera yan sederhana. Yang penting kita sudah berusaha
menyediakannya.
Ibu Fatmawati
: Baiklah Pak. Dan
Ibu punya ide. Kita namakan saja benderanya “Sang Saka Merah Putih” Bagaimana?
Soekarno
: Ide yang bagus. Bendera Pusaka “Sang Saka” dan warnanya Merah Putih, menjadi
“Sang Saka Merah Putih”
Ibu
Fatmawati :
Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak bacakan.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno :
Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal
kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti :
Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya. (memanggil
Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat
kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah
Indonesia.
Latief dan
Suhud : Siap, Komandan ! Kami
tak akan mengecewakan Anda.
Tiba saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia…
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta
dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati
mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan
pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara
sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa
maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa
Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun
lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan
negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita
Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan
permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk
mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini
kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa Indonesia”
Soekarno-Hatta
0 Komentar